ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

PROGRAM AKSELERASI LITERASI NUMERASI SEKOLAH (PALAS)

Senin, 07 Oktober 2024

 

Sebuah praktik baik dalam peningkatan kompetensi literasi dan numerasi siswa melalui pendekatan inovatif “Gerak Mulia”.

 

SRI MARYATI, M.Pd.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur

Surel: srimaryati34@dinas.belajar.id

 

A.    Pendahuluan

SMP Al-Ikhlas Muhajirin berlokasi di Desa Cibulakan Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Pada tahun 2022 terjadi bencana alam gempa bumi yang meluluhlantakkan hampir semua banguanan, termasuk sarana pendidikan. Bangunan Sekolah SMP Al-Ikhlas Muhajirin juga tak luput dari serangan gempa bumi tersebut. Kerusakan bangunan sekolah akibat gempa membuat siswa terpaksa belajar di tempat yang kurang memadai. Kehilangan berbagai fasilitas sekolah, seperti buku, alat peraga, dan perpustakaan, membatasi akses siswa terhadap materi pembelajaran yang beragam. Kegiatan belajar mengajar yang terganggu akibat bencana menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran. Selain mengakibatkan rusaknya sarana fisik, gempa bumi tersebut juga berdampak ke semua aspek, termasuk psikis siswa. Siswa yang mengalami trauma akibat gempa bumi cenderung sulit berkonsentrasi dan fokus pada pembelajaran. Kecemasan dan ketakutan yang berkelanjutan menghambat kemampuan mereka dalam menyerap materi pelajaran. Fluktuasi emosi yang sering terjadi mengganggu proses belajar siswa. Kondisi ini tentu saja tidak mendukung terciptanya suasana belajar yang nyaman dan efektif. Selain fasilitas dan kondisi siswa, guru pun tak luput dari dampak bencana gempa bumi ini. Para guru harus menghadapi beban kerja yang lebih berat akibat bencana, seperti membenahi rumahnya yang rusak dan tugas-tugas rekonstruksi sekolah. Hal ini dapat mengurangi waktu yang mereka miliki untuk mempersiapkan pembelajaran yang efektif.

Keadaan darurat pasca bencana mempengaruhi capaian sekolah dalam rapor pendidikan. Rapor pendidikan SMP Al-Ikhlas Muhajirin tahun 2024 mengalami penurunan pada sebagian besar indikator jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2023. Penurunan terbesar yaitu pada indikator literasi yang tergolong kategori kurang. Pada tahun 2023, capaian literasi sebesar 37,78, sedangkan pada tahun 2024 capaian literasi berada pada angka 11,54. Begitupun dengan capaian numerasi, walaupun mengalami kenaikan tapi masih termasuk kategori kurang, yaitu pada tahun 2023 mencapai skor 15,56, sedangkan pada tahun 2024 hanya mencapai skor 19,23. Data tersebut sejalan dengan rilis Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat mengenai Sekolah yang menjadi sasaran intervensi peningkatan capaian literasi dan numerasi. Berdasarkan kondisi tersebut, saya selaku pengawas pendamping SMP Al-Ikhlas Muhajirin merasa perlu untuk melakukan pendekatan khusus guna mengatasi hal tersebut melalui Program Akselerasi Literasi Numerasi Sekolah (PALAS). Sebuah program pendampingan dalam peningkatan kompetensi literasi dan numerasi siswa melalui pendekatan inovatif melalui siklus dengan tahapan refleksi dan identifikasi awal, benahi dan evaluasi. Kegiatan ini saya adaptasi dari program “Gerak Mulia” yang diinisiasi oleh BBPMP Jawa Barat.

 


B.     Isi

Tidak mudah membersamai dan membenahi ekosistem sekolah pasca terjadinya bencana gempa bumi. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya semua aspek mengalami gangguan yang tidak sedikit sehingga berdampak pada rendahnya capaian literasi dan numerasi Sekolah. Ketika program pendampingan ini saya rancang, dihadapkan pada kondisi yang kurang mendukung. Sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan program, guru memiliki peran yang sangat penting dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Faktanya, di sekolah ini tidak semua guru dan tenaga kependidikan memiliki komitmen yang sama terhadap program peningkatan literasi dan numerasi ini. Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh kurangnya kompetensi yang mereka miliki. Kurangnya kompetensi guru dalam merancang pembelajaran yang berbasis literasi dan numerasi akan berdampak salah satunya pada rendahnya capaian literasi dan numerasi sekolah. Guru membutuhkan pelatihan khusus untuk mengatasi tantangan dalam mengajar siswa yang mengalami trauma dan belajar dalam kondisi yang tidak ideal.

1.       Refleksi dan Identifikasi Awal

Kegiatan Refleksi dan identifikasi awal

Langkah awal yang saya lakukan yaitu melakukan refleksi dan identifikasi awal bersama kepala sekolah dan perwakilan guru sebagai penggerak komunitas untuk menyamakan persepsi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya capaian literasi dan numerasi Sekolah. Kami berdiskusi mengenai akar masalah dari kurangnya capaian literasi, yaitu kepemimpinan instruksional, refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru dan kualitas pembelajaran. Sedangkan akar masalah kurangnya capaian numerasi yaitu kemampuan literasi, kepemimpinan instruksional dan refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru. Kami sepakat untuk memperbaiki bagian refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru. Kegiatan yang kami rancang yaitu In-House Training (IHT) mengenai “Pemahaman dan Strategi Penguatan Literasi dan Numerasi”. Kegiatan ini merupakan aktivitas perdana yang diinisiasi oleh para guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah yang bersatu dalam sebuah komunitas belajar yang kami sebut “KOMBELMU” (Komunitas Belajar Muhajirin).

2.       Benahi

Mengawali kegiatan kami melakukan ice breaking untuk mengembalikan konsentrasi guru-guru setelah seharian beraktivitas bersama peserta didik. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan kepala sekolah mengenai Visi Misi Sekolah yang salah satu diantaranya adalah menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid.  Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan mengenai pentingnya eksplorasi rapor pendidikan oleh seluruh warga sekolah untuk mengetahui indikator mana saja yang sudah baik dan indikator mana saja yang masih dalam kategori kurang. Kemudian dicari akar masalahnya dan dilaksanakan apa yang menjadi inspirasi benahi untuk meningkatkan capaian rapor pendidikan. Semua peserta kegiatan secara bersama-sama melakukan  eksplorasi rapor pendidikan dengan menggunakan akun belajar.id masing-masing sebagai salah satu kegiatan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang selama ini mereka lakukan. Dari hasil eksplorasi menunjukkan bahwa indikator literasi dan numerasi masih berada dalam kategori kurang (merah). Guru diarahkan untuk lebih mendalami capaian indikator literasi dan numerasi dengan mempelajari akar masalah. Seperti yang sudah didiskusikan sebelumnya dengan kepala sekolah dan perwakilan penggerak komunitas, bahwa salah satu akar masalahnya adalah kurangnya refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru. Sehingga kegiatan IHT kali ini merupakan salah satu cara untuk memperbaiki pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Selain itu, Guru-guru juga dianjurkan untuk mempelajari inspirasi benahi melalui pelatihan mandiri di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Mereka menyadari bahwa kunci keberhasilan terletak pada transformasi pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Kegiatan ice breaking

Kegiatan eksplorasi rapor pendidikan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, saya sebagai pengawas pendamping berbagi contoh-contoh desain pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dengan mengintegrasikan literasi dan numerasi. Desain-desain ini tidak hanya mengasah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga menumbuhkan kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis dan meningkatkan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan. Dengan semangat untuk memperbaiki proses pembelajaran, para guru dan kepala sekolah kemudian berkolaborasi untuk merancang langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kebutuhan sekolah. Setelah kegiatan setiap guru diharapkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis literasi dan numerasi sebagai langkah awal dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Mereka membuat dan mengumpulkan RPP tersebut melalui tautan daftar hadir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sertifikat kegiatan perdana KOMBELMU.

Pemaparan dan diskusi

Kegiatan foto bersama

Dengan kegiatan PALAS mulai terlihat perubahan ke arah positif dari warga Sekolah. Setidaknya ada tiga hal yang saya berharap dapat terus ditingkatkan dari kepala sekolah dan rekan-rekan guru di SMP Al-Ikhlas Muhajirin yaitu:

  1. Peningkatan Kompetensi: Guru memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan menarik. Sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 14 tahun 2005 yaitu Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dengan bekal pengetahuan baru ini, guru-guru di SMP Al-ikhlas Muhajirin kini mulai dapat merancang pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Hal tersebut sejalan dengan temuan dari Fitria, H., Kristiawan, M., & Rahmat, N. (2019) bahwa Seorang guru yang profesional harus selalu mengembangkan diri untuk memenuhi tuntutan dalam tugasnya sebagai pendidik. Program Akselerasi Literasi Sekolah (PALAS) hadir sebagai salah satu katalisator yang mendorong para guru untuk terus berinovasi dan meningkatkan kompetensinya.
  2. Meningkatnya Motivasi: Guru merasa lebih termotivasi dalam menjalankan tugasnya karena melihat perkembangan positif pada siswa setelah dirancang dan diterapkan metode pembelajaran yang berpihak pada murid melalui pengintegrasian literasi dan numerasi. Hal tersebut dikemukakan oleh (Hersberg, 2001) yang berpendapat bahwa motivator merupakan faktor-faktor yang dapat mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi dan dengan mutu lebih baik. Motivator yang berupa: (a) pencapaian, (b) pengakuan, (c) sifat pekerjaan, (d) tanggung jawab, dan (e) kemajuan. Ketika seorang guru melihat siswa-siswanya antusias mengikuti pelajaran, memahami konsep yang diajarkan, dan bahkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam, tentu saja hal ini akan sangat memotivasi. Dengan program PALAS, guru-guru melihat sendiri bagaimana minat baca siswa meningkat, kemampuan berpikir kritis siswa berkembang, dan prestasi akademik siswa membaik. Keberhasilan siswa ini menjadi penyemangat bagi guru untuk terus memberikan yang terbaik dalam mengajar. Selain itu, apresiasi dan dukungan dari kepala sekolah dan rekan sejawat juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan motivasi guru.
  3. Kolaborasi yang Lebih Baik: Program PALAS tidak hanya berfokus pada peningkatan kompetensi individu guru, tetapi juga mendorong kolaborasi antar guru. Sebagaimana pendapat Kasmawati, Y. (2020) bahwa kolaborasi guru merupakan sarana bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun pengalaman. Hadirnya komunitas belajar di SMP Al-Ikhlas Muhajirin semakin mendorong kolaborasi antar guru. Guru-guru dari berbagai mata pelajaran dapat saling berbagi ide, pengalaman, dan sumber daya untuk menciptakan pembelajaran yang lebih terintegrasi. Kolaborasi yang baik ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis dan menyenangkan.

 

3.       Evaluasi

Kegiatan pendampingan dalam bentuk IHT mengenai “Pemahaman dan Strategi Penguatan Literasi dan Numerasi” dapat berjalan baik. Sebagian besar guru dapat hadir dan mengikuti kegiatan dengan baik sampai akhir kegiatan. Dampak dari kegiatan ini sudah mulai nampak dari bertambahnya kompetensi guru dalam merancang pembelajaran berbasis literasi dan numerasi, semangat mereka yang mulai meningkat dan mulai tumbuhnya kolaborasi antar guru melalui kegiatan komunitas belajar.  Akan tetapi, kegiatan pendampingan tidak cukup sampai siklus pertama saja. Saya akan kembali untuk mengulang langkah pendampingan di siklus kedua mulai dari refleksi dan identifikasi awal, benahi dan evaluasi untuk memperbaiki dan meningkatkan capaian literasi dan numerasi SMP Al-Ikhlas Muhajirin.

 

C.    Penutup

1.       Kesimpulan

Kolaborasi guru dan kreativitas guru merupakan dua faktor penting yang saling melengkapi dalam keberhasilan program PALAS. Kolaborasi memungkinkan guru untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, sedangkan kreativitas guru memungkinkan mereka untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa. Dibutuhkan evaluasi berkelanjutan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai efektivitas program PALAS dan untuk mengukur sejauh mana program telah mencapai tujuan yang ditetapkan, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas program di masa mendatang.

  1. Saran

Berdasarkan pengalaman dan evaluasi yang telah dilakukan, beberapa saran untuk pengembangan program PALAS yang lebih efektif:

  1. Lanjutkan pendampingan pada siklus berikutnya guna keberhasilan program pendampingan.
  2. Selenggarakan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid, terutama untuk meningkatkan capaian literasi dan numerasi Sekolah.
  3. Konsisten dalam kegiatan komunitas belajar guru untuk berbagi pengalaman dan mengembangkan praktik terbaik.

 

REFERENSI

Fitria, H., Kristiawan, M., & Rahmat, N. (2019). Upaya meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan penelitian tindakan kelas. Abdimas Unwahas, 4(1).

 

Kasmawati, Y. (2020). Peningkatan Kompetensi Melalui Kolaborasi: Suatu Tinjauan Teoritis Terhadap Guru. Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 8(2), 136-142.

 

Tan, T. H., & Waheed, A. (2011). Herzberg's motivation-hygiene theory and job satisfaction in the Malaysian retail sector: The mediating effect of love of money.

 

Undang - Undang  Republik  Indonesia  Nomor  14  tahun  2005 Tentang  Guru  dan Dosen: https://kspstendik.kemdikbud.go.id/regulasis/detail/undang-undang-republik-indonesia-nomor-14-tahun-2005-tentang-guru-dan-dosen

 

Share This :

0 komentar